Kisah Waktu dan Tempat yang Tepat
Kisah Web - Tidak ada manusia yang tidak berguna di dunia ini, yang benar adalah bahwa ia belum bertemu dengan waktu dan tempat yang tepat. Sebab, hakikatnya manusia bukanlah makhluk tak berguna.
Banyak orang-orang diluar sana yang patah semangat karena banyak mendapat penolakan kerja. Ada puluhan dan bahkan ratusan perusahaan yang sudah dilamar, namun tak satupun yang berhasil.
Ada pula para pelajar yang terus mendapat kegagalan untuk mendapatkan beasiswa. Banyak juga kisah dan cerita kegagalan lain. Namun sebenarnya yang sedang terjadi adalah proses kehidupan.
Ada masanya kita berada dalam masa sulit, tempat sulit dan juga bersama orang yang belum tepat. Sehingga situasai ini membuat kita belum bisa mewujudkan keinginan. Seperti pada kisah berikut ini;
Dikisahkan terdapat seorang suami yang sedang mencari pekerjaan. Pekerjaan pertama ia peroleh, ia menjadi seorang pengajar. Namun karena ketidaktahuannya tentang mengajar, baru beberapa hari saja ia langsung diberhentikan. Ia pun bersedih dengan keadaan yang ia terima.
Setibanya di rumah, sang istri menghapuskan air matanya, menghiburnya dengan berkata: “Banyak ilmu dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada pula yang tidak bisa. Tidak perlu bersedih karena hal ini". Sang suami terdiam dan berhenti bersedih untuk sesaat.
Kemudian ia mendapat pekerjaan lagi, namun ia dipecat karena gerakannya yang lambat. Lagi-lagi, ia pulang dengan menekuk wajah dan raut sedih. Saat itu sang istri berkata: “Kegesitan kaki dan tangan setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?”
Lantas ia mencari pekerjaan lagi. Ia pun bekerja di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun yang berhasil, semua gagal di tengah jalan. Ia selalu "dibuang" oleh perusahaannya.
Namun demikian, tiap kali pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, dan tidak pernah mengeluh. Sang istri selalu menenangkan dengan kalimat logis penuh makna.
Waktu pun terus berjalan. Ketika sudah berumur 30-an tahun, berkat sedikit kemampuan berbahasanya ia menjadi pembimbing di Sekolah Luar Biasa Tuna rungu-wicara. Disinilah ia bekerja tetap dan dengan dedikasi tinggi.
Kemudian ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota. Akhirnya ia menjadi ‘sultan’ yang memiliki kekayaan berlimpah. Perjalanan pahit yang ia alami belasan tahun pun bermuara kesuksesan.
Disaat itulah ia bertanya kepada sang istri, “Kenapa ketika masa depanku masih suram, engkau tetap begitu percaya kepada ku?” Istrinya pun menjawab pertanyaan tersebut dengan sangat polos dan sederhana. Namun, jawaban itu amat logis dan sangat bermakna mendalam.
Sebidang tanah yang tidak cocok ditanami gandum, bisa dicoba untuk ditanami kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, coba tanami buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam, pasti bisa berbunga, karena pada sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, pasti bisa menghasilkan panen dari nya.
Begitulah manusia, kita bukanlah tidak berguna, kita hanya berada di waktu dan tempat yang belum tepat. Oleh sebab itu, tugas kita adalah terus berusaha dan berdoa. Terus berjalan, jangan sampai berhenti karena penolakan dan keputus asaan.
Sebagian bisa enyah dari keputus asaan, mereka kemudian bisa bangkit dan menatap masa depan cerah. Namun sebagian lagi terlalu meratapi nasib terlalu dalam. Padahal ia hanya berada dalam masa yang belum tepat saja.
Sobat, itulah kisah tentang waktu dan tempat yang belum tepat. Semoga bisa kita ambil hikmah dan pelajarannya.
notes, cerita ini dilansir dari iphinchow
Posting Komentar untuk "Kisah Waktu dan Tempat yang Tepat"