Kisah Syekh Dr. Zia ur-Rahman al-Azami, Mualaf Yang Jadi Guru Besar di Masjid Nabawi
Kisah Web - Allah maha kuasa atas segala yang terjadi. Allah berhak dan berkuasa menjadikan siapapun menjadi orang baik atau buruk. Salah satu kisah yang sangat inspiratif datang dari India.
Seorang yang dulunya beragama Hindu memutuskan untuk menjadi mualaf, setelah itu ia pun menjadi guru besar di Masjid Nabawi. Ia adalah Syekh Dr. Zia ur-Rahman al-Azami.
Diketahui bahwa Syekh Dr. Zia ur-Rahman al-Azami telah mendapatkan kewarganegaraan kehormatan dari kerajaan Arab Saudi.
Itu ia peroleh atas atas usaha dan kontribusinya terhadap Islam. Meski ia telah meinggal pada Juli 2020 lalu, namun nama harumnya masih semerbak hingga saat ini. Terutama atas jasa nya.
Ia biasa mengumpulkan Hadis otentik di berbagai kitab Islam. Dia mampu mengumpulkan 16.000 Hadis. Kompilasi ini didasarkan pada lebih dari 20 volume. Ia juga adalah penulis muslim yang terkenal.
Buku paling terkenal yang dia tulis adalah "Al-Jami 'al-Kamil fi al-Hadith al-Sahih al-Shamil" yang merupakan kompilasi dari berbagai hadis otentik. Ini masih menjadi salah satu buku Hadis yang paling terkenal.
Hidayah oleh Allah diperantarai oleh sebuah buku. Zia ur-Rahman al-Azami lahir di keluarga Hindu Brahmana Bilarya Ganj pada tahun 1943. Dia sebelumnya dikenal sebagai Banke Lal, Dia masuk Islam pada usia 16 tahun setelah membaca terjemahan Alquran berbaaahasa india dan Sastra Islam Maulana Maududi.
Pilihannya masuk islam memperoleh penentangan dari keluarga. Setelah memeluk Islam, kedua orang tua dan keluarga dekatnya memboikotnya.
Setelah menjadi muslim, Zia ur-Rahman al-Azami melanjutkan perjalanan ke India Selatan untuk belajar di sejumlah seminari Islam di India. Kemudian, dia pergi ke Madinah Munawwarah untuk bergabung dengan Universitas Madinah.
Ia kemudian memperoleh gelar PhD dari Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Nasib baik ia dapat dengan menjabat sebagai Dekan Fakultas Hadits di Universitas Islam Madinah.
Setelah pensiun dari Universitas Islam, ia diangkat sebagai pengajar di Masjid An Nabawi pada tahun 2013 silam. Ia menulis sejumlah buku tentang topik Islam. Dan tulisannya telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.
Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa orang yang lahir dengan agama non muslim bisa menjadi seorang yang sangat bermanfaat untuk agama islam.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh menghardik orang lain yang beragama non muslim. Karena bisa saja roda berputar. Ia bisa saja menjadi muslim pilihan, dan kita bisa saja hanya menjadi islam KTP saja.
Dan ketika Sobat lahir dalam keadan islam (dari orang tua islam) maka jangalah merasa aman. Neraka tetap menjadi ancaman bagi seorang muslim.
Hukuman tetap ada bagi pemeluk islam yang tidak menjalankan perintah Allah dan tetap melaksanakan laranganya. Ingat bahwa sebagai muslim, kita kudu beriman dan bertaqwa kepada Allah. Ngaku islam saja tidak cukup.
Alangkah baiknya jika kita semakin meningkatkan iman dan taqwa kita. Waktu berjalan kedepan, namun jangan sampai iman kita mundur. Jangan pula kita menjadi hamba yang fasik atau malas. Tidak mau beribadah dan meningkatkan kualitas ibadah.
Posting Komentar untuk "Kisah Syekh Dr. Zia ur-Rahman al-Azami, Mualaf Yang Jadi Guru Besar di Masjid Nabawi"