Kisah Kebun yang Menjadi Hitam Surah Al Qalam
Kisah Web - Kisah kebun yang menjadi hitam terdapat di Alquran, tepat surah Al Qalam Ayat. Kebun menghitam adalah akibat dari ujian atau peringatan dari Allah kepada para petani yang sombong dan kikir. Mereka ditimpa bencana besar hingga tak bisa memanen hasilnya.
Difirmankan dalam ayat ke 17 dan 18 surah Al Qalam bahwa
"Sesungguhnya Kami telah menguji mereka dengan ujian, yakni memperlakukan para penyandang sifat-sifat buruk itu perlakukan penguji, sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika sebagian besar yakni dua dari tiga orang di antara mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik hasilnya di pagi hari agar fakir miskin tidak melihatnya sekaligus tidak mengambilnya"
Terdapat kalimat "Sungguh akan memetik hasilnya di pagi hari". Kalimat ini ditafsirkan sebagai mendahului kehendak dan menjerumus kepada sifat sombong. Para petani itupun tertimpa bencana dari Allah SWT.
Bencana terjadi saat mereka terdidur lelap, malam hari. Saat gelap gulita, seketika kebun mereka hangus terbakar hingga hanya menyisakan abu berwarna hitam saja. Kemudian kebun gundul menghitam, tak ada lagi yang bisa dipanen.
Quraish Shihab (alhi tafsir) menafsirkan dan memperkirakan bahwa pemilik kebun tersebut berada di lokasi yang bernama Dharawan. Wilayah yang tak jauh dari Shan-a di Yaman. Kebun para petani tersebut meruapakan lahan peninggalan orang tua mereka yang sangat saleh.
Dahulu, orang tua mereka selalu bersedekah kepada fakir miskin. Menyisihkan sebagaian hasil panen untuk diberikan kepada orang yang tidak mampu. Bahkan mereka juga membiarkan anak-anak kecil untuk ikut memanen.
Namun keturunan para petani tersebut tidaklah demikian. Mereka pun bersifat kikir, sebagian mereka tidak kikir, namun akhirnya bersepakat untuk tidak memberikan sedekah pada orang miskin sebelum kejadian bencana tersebut.
Dalam ayat tersebut memang tidak dijelaskan secara spesifik apa yang meluluhlantakan kebun tersebut. Sebagian ulama menafsirkan sebuah kebakaran, sebagian lagi menafsirkan hama atau penyakit yang menyerang.
Ada pula yang memahami bahwa tanah diasan berubah menjadi debu pasir yang tak subur lagi. Namun mayoritas ulama mengatakan bahwa bencana besar tersibut adalah akibat dari kesombongan dan kekikiran para petani. Mereka pun di hantam bencana besar hingga merugi.
Hikmah yang dapat kita petik dari kisah kebun yang menjadi hitam ini adalah tentang rasa sombong dan kikir yang seharusnya kita buang. Kisah ini juga bisa menjadi pelajaran untuk petani, bahwasanya membagikan sebagian hasil panen kepada masyarakat miskin merupakan kebaikan.
Misal, anda seorang petani kopi, anda bisa bersedekah kopi kepada orang miskin disekitar anda. Itu lebih baik daripada anda menyimpan sebagain rizki yang ternyata adalah hak orang lain.
Dalam hidup, kita juga tidak boleh sombong. Apa yang kita tanam belum tentu panen, sebab ada penyakit atau bencana yang seketika bisa terjadi.
Kita amat sering melihat sawah petani terendam banjir hingga gagal panen. Sering pula melihat kebun yang kebakaran hingga tak lagi bisa produksi. Maka dari itu, tugas kita berusaha dan berdoa atas apa yang telah kita tanam. Begitu juga dengan amal.
Seorang yang beramal, dia akan mendapat pahala. Namun bisa saja pahala itu dihapuskan karena ia ria dan sombong. Oleh sebab itu perbaikilah ahklak kita. Supaya apa yang kita kerjakan tidak sia-sia.
Dari kisaah ini, saat ini pun banyak yang mengenal sebidang tanah di yaman dengan sebutan Tanah Gosong, Tanah yang Menghitam, kisah kebun terbakar di yaman, Tanah hitam, kebun hitam dan sebagainya.
Posting Komentar untuk "Kisah Kebun yang Menjadi Hitam Surah Al Qalam"