Pemuda Dalam Pandangan Islam
Kisah Inspiratif - Pemuda dalam pandangan islam amat memegang peranan penting. Masa muda adalah masa emas, masa kejayaan dimana kekuatan masih amat besar. Namun sebaliknya, jika seorang pemuda tidak punya arah dan tujuan yang jelas dalam menjalani hidup, saat itulah sebenarnya sedang ada masalah atau bahkan menjadi sumber masalah.
Waktu muda yang berapi api harus lah dimanfaatkan, target dan fokus menjadi kunci pengarahan masa muda. Pemuda yang tidak fokus, tidak punya target dan gairah menjemput masa depan akan mendekat pada kesuraman.
Kita amat mengingat perjuangan pemuda pada masa lampau dalam menegakan islam dan merajut NKRI. Dulu, keimanan dan ketaqwaan pemuda muslim menorehkan tinta emas kejayaan islam. Mereka menghancurkan musuh islam dan juga membawa islam ke penjuru dunia. Di NKRI, pemuda juga menjadi aktor utama kemerdekaan negara kita. Pemuda pernah menjadi pematik kemerdekaan hingga pernah menurukan rezim yang dinggap buruk.
Jangan sampai kita menjadi pemuda jaman now yang justru larut dan bertekuk lutut terhadap dunia. Kemudahan teknologi dan melimpahnya ilmu justru tidak dimanfaatkan dengan baik. Justru hanya rebahan dan nonkrong tidak berfaedah saja. Kemudahan dan kenikmatan justru membuat terlena hingga menjerumuskan pada kemungkaran.
Rasulululllah SAW pernah bersbda mengenai anjuran untuk memanfaatkan 5 perkara sebelum datang 5 perkara lainya. Salah satu perkara itu adalah Memanfaatkan waktu muda sebelum datang waktu tua. Sabda tersebut menegaskan betapa pentingnya memanfaatkan waktu muda, sebab masa muda adalah masa keemasan dalam hidup yang tidak akan terulang lagi.
Dari Amru bin Maimun bin Mahran sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya, “Jagalah lima hal sebelum lima hal. (1) Mudamu sebelum datang masa tuamu, (2) sehatmu sebelum datang masa sakitmu, (3) waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, (4) kayamu sebelum miskinmu, (5) hidupmu sebelum matimu.
Masa Muda dan Waktu Yang Sia-sia
Salah satu penyebab kerusakan pemuda adalah kekosongan waktu alias tidak ada kegiatan yang bernilai positif. Hal Ini diperparah dengan rasa malas yang hinggap pada diri pemuda. Jika tidak diisi dengan kegiatan positif, maka akan diisi dengan kegiatan negatif. Atau hanya berdiam diri menyianyakan masa mudanya, istilah keren saat ini "Rebahan".
Kerugian besar juga terjadi saat pemuda tidak memagari diri dengan iman dan taqwa. Padahal masa muda adalah masa paling potensi untuk memperbanyak pahala. Saat tua tubuh menjadi rentan dan ringkih, leh sebab itu masa muda adalah waktu keemasan untuk menunpuk pahala dan memersiapkan ibadah dimasa tua (belajar).
Nasihat cukup menggetarkan, datang dari Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’I rahimahullahu Ta’ala kepada para pemuda; Bersabarlah atas pahitnya sikap kurang mengenakkan dari guru, Karena sesungguhnya endapan ilmu adalah dengan menyertainya, Barangsiapa yang belum merasakan pahitnya belajar meski sesaat, Maka akan menahan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya, Barangsiapa yang tidak belajar di waktu mudanya, Bertakbirlah 4 kali atas kematiannya, Eksistensi seorang pemuda –demi Allah- adalah dengan ilmu dan ketaqwaan Jika keduanya tidak ada padanya, maka tidak ada jati diri padanya (Dalam Diwan Al Imam Asy Syafi’I halaman 33-34, Maktabah Ibnu Sina, tahqiq : Muhammad Ibrahim Salim).
Meneladani Masa Muda Rasulullah SAW
Seorang pemuda sepatutnya mengikuti sang teladan sejati yakni Nabi Muhammad. Beliau muda amat memiliki etos kerja yang tinggi, bahkan sejak remaja, beliau sudah ikut bekerja bersama paman. Lingkungan bisnis yang diajarkan paman nya membuat Nabi Muhammad menjadi pembisnis ulung saat dewasa.
Nabi muda tidak hanya diam saja. Beliau juga tidak mengandalkan harta paman nya. Berbeda dengan pemuda pada umumnya yang kebanyakan bergantung dengan kemapanan orangtuanya, Nabi Muhammad SAW memilih untuk memanfaatkan masa mudanya untuk bekerja. Beliau juga tidak tenggelam dalam fitnah dunia, dimana para pemuda berfoya-foya.
Setidaknya, ada dua pekerjaan yang dijalaninya sampai beliau menikah dengan Khadijah, yaitu: menggembala kambing dan berniaga. Mengenai penggembalaan kambing ini, Abu Hurairah RA meriwayatkan sabda nabi:
“Tidaklah Allah mengutus seorang nabi, melainkan (sebelumnya berprofesi) sebagai penggembala kambing.” Mendengar jawaban nabi, sahabat merespon, “Apa Anda juga?” “Ya. Dulu aku menggembala kambing penduduk mekah dengan upah sejumlah uang.” (HR. Bukhari)
Nabi Muhammad muda pun dikenal sebagai pembisnis ulung. Bahkan sudah sejak usia 12 tahun, Nabi sudah diajak berdagang ke Negeri Syam. Saat itu Nabi turut serta bersama sang paman yakni Abu Thalib. Di usia 17 tahun, Nabi telah memimpin sebuah ekspedisi perdagangan ke luar negeri. Kemudian pada usia 25 tahun, beliau menjalankan bisnis internasional milik Khadijah ke Negeri Syam yang kemudian membuat majikannya ini jatuh hati kepada beliau. Tentu, pemuda dalam pandangan islam adalah pemuda yang bisa mencontoh dan meneladani Rasul.
Masa Muda Secara Khusus Akan Dimintai Pertangungjawaban
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. At-Tirmidzi)
Usia akan ditanya dan diminta pertanggung jawaban untuk apa dihabiskan. Masa muda termasuk dalam usia, akan tetapi selanjutnya, masa muda kembali ditanyakan dan diminta pertanggung jawaban secara khusus. Oleh karena itu masa muda ini perlu benar-benar diperhatikan, terlebih pemuda adalah generasi penerus.
Sobat, demikianlah ulasan mengenai pemuda dalam pandangan islam. Semoga kita menjadi pemuda yang bertaqwa dan beriman sebagaimana rasul mencontohkan kita.
Artikel ini telah ditayangkan di gomuslim.co.id sebagai peringatan hari sumpah pemuda 2020
Posting Komentar untuk "Pemuda Dalam Pandangan Islam "