5 Hadits Tentang Teman yang Jahat dalam Islam
Kisah Inspiratif - Adakah hadits tentang teman yang jahat dalam islam ? Tentu saja ada, sebab Rasulullah sudah pernah bersabda yang kemudian diriwayatkan dalam beberapa hadits soheh tentang menyikapi teman buruk.
Boleh dibilang menentukan teman disekitar kita adalah hal yang sangat krusial dalam hidup. Sebab, dari merekalah kita akan berkomunikasi, bertukar pikiran dan pandangan. Betapa bahayanya jika ada pandangan dan pikiran negatif yang kemudian masuk ke kepala kita karena teman yang kita miliki adalah orang jahat atau buruk.
Karena teman yang jelek kita bisa terjerumus kedalam maksiat dan dosa besar. Kemudian kita bisa semakin menikmati kemaksiatan lantaran ada teman atau rombongan yang menambah asik dan fadol kemaksiatan tersebut. Hingga tak sadar akan dosa dan keberadaan Allah.
Namun, jika teman yang kita miliki punya akhlak baik, anda bisa diingatkan ketika melakukan sebuah kesalahan. Anda pun bisa terhindar dari kemaksiatan jika berteman dengan orang yang juga menghindarinya. Kemudian keyakinan hati pun semakin kuat. Sebab iman memang bisa naik turun tergantung lingkungan lho.
Berikut ini adalah beberapa hadits tentang teman yang jahat atau buruk, mengenai bagaimana kita menyikapinya.
1. Peran dan dampak Teman jelek
Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Mengenai hadits ini Imam An Nawawi dalam muslim or id mengatakan bahwa ada keutamaan atau perintah bergaul dengan teman shalih dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara’, ilmu, dan adab. Sebaliknya, kita dilarang bergaul dengan orang yang buruk, ahli bid’ah, dan orang-orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.
Masih dari sumber yang sama Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini mengandung larangan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Kemudian, makna sabda ini juga sebagai dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.
2. Teman Adalah Patokan
Tidak bisa dipungkiri bahwa sikap teman membuat diri seseorang terpengaruh. Ucapan, gaya berpenampilan, kesopanan, etos dan lainya bisa menular pada teman terdekatnya. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW pernah bersabada bahwa teman adalah patokan dan menilai agama seseorang.
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
3. Mencintai Teman
Dalam hadits riwayat al-Bukhâri dan Muslim, Rasulullah bersabda bahwa "Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri" Ini mengisyaratkan bahwa kita harus mencintai teman. Bisa saja kita memiliki teman buruk, namun dengan cinta, kita bisa mengarahkannya menjadi baik.
4. Teman Membawa Ke Neraka ?
Allah SWT berfirman dalam Alquran, dalam firman ini Allah SWT menggambarkan kondisi orang yang menyesal akibat pertemananya selama di dunia. Kemudian orang yang bertemen dengan orang yang akhlaknya jelek itu pun menyesal di akhirat.
“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al Furqan:27-29)
5. Teman Adalah Cerminan
Nabi muhammad bersabda "Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin" (HR Bukhori). Hadits ini jelas menunjukan bahwa seorang teman mencerminkan diri teman nya. Maka kita pun harus menentukan cerminan kita, jangan sampai cermin kita adalah orang yang buruk ahklaknya, rendah iman dan taqwanya sehingga berpotensi menularkannya pada kita.
Sobat Q, dari uraian dan penjelasan mengenai ayat dan hadits tentang teman jahat ini semoga kita bisa mengambil pelaaran. Akan lebih baik dan bagus serta barokah jika berteman dengan orang soleh. Dengan kita berkumpul bersama orang-orang yang punya dan mengamalkan ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri kita.
Posting Komentar untuk "5 Hadits Tentang Teman yang Jahat dalam Islam"