Mencibir Pekerja Keras
KisahWeb – Dedi tidak pernah terlihat berbaur dengan masyarakat di lingkungannya. Orang-orang diluar mengatakan bahwa ia adalah orang apatis, orang sibuk dan sombong. Sejak dua tahun tinggal komplek, Dedi memang belum banyak berbaur, sesekali ia hanya datang saat gotong royong komplek. Namun untuk urusan nongkrong dengan warga, dia belum pernah.
Dedi memang sangat sibuk, dia pemuda yang baru nikah, dia juga baru saja naik jabatan menjadi kepala pengawas di bagian penerangan. Ia kerja hari senin hingga jumat. Sabtu dan minggu ia habiskan untuk memulai bisnis. Nyaris tak ada waktu istirahat baginya.
Atas dasar kesibukannya itulah ia tak punya banyak waktu untuk nongkrong-nongkrong seperti orang di komplek. Ia bukan tidak mau, namun ia belum bisa.
“Wah sibuk terus mas Dedi, udah mau naik haji tah, kok ngoyo amat” celoteh warga. “Istirahat mas, jangan ngoyo-ngoyo, nanti jadi kaya lho” sindir warga.
Mendengar sindiran, celoteh dan berbagai macam cibiran, dedi tidak pernah sakit hati atau ambil hati. Ia hanya menjawab. “Amin”. “Amin om, Iya semoga bisa naik haji nih” “Amin om, semoga bisa jadi kaya hehehe”.
Tahun demi tahun berlalu, Dedi tetap begitu. Konsisten dengan urusan dirinya. Ia tak mau mengurus urusan yang bukan untuk kepentingannya dan keluarganya. Baginya hidup adalah hal yang harus diperjuangakan, dan untuk urusan berbaur dengan masyarakat, nanti pasti ada saatnya. Yang terpenting ialah dia tidak pernah mengganggu masyarakat.
Dengan jerih payahnya, Dedi berhasil mapan secara ekonomi. 10 tahun ia fokus bekerja, ia mendapatkan apa yang ia impikan. Mobil, bisnis, tabungan dan lainnya berhasil ia kumpulkan.
Suatu ketika datanglah musibah, gempa menggoncang. Rumah-rumah banyak yang rusak, termasuk masjid kompek yang rata dengan tanah. Di moment inilah Dedi baru terlihat. Saat semua memikirkan ekonominya, saat semua terpuruk, saat semua angkat tangan dalam pembangunan masjid, Dedi menyedekahkan uang sebanyak 120 juta untuk membangun masjid.
“Bismillah, insyaallah saya serahkan uang ini agar masjid bisa dibangun secepatnya. Supaya warga komplek bisa jemaahan lagi. Supaya anak-anak juga bisa mengaji lagi” ucap Dedi yang memberikan uang. Kemudian orang-orang yang mencibirnya pun sadar.
Hidup bukan tentang penilaian orang lain terhadap kita, tetaplah fokus dengan tujuan baikmu, abaikan cibiran yang datang meski itu pahit dan menggangu.
Posting Komentar untuk "Mencibir Pekerja Keras"