Kisah 3 Pemuda Dicibir Karena Tidak Punya Rumah
KisahWeb - Dikisahkan terdapat 3 orang pemuda yang hidup berdampingan. Mereka berada dalam satu kampung dengan kondisi ekonomi yang sama. Ketiganya belum memiliki rumah, mereka pun tinggal di rumah mandor kebun teh.
Setiap hari ketiganya mendapatkan cibiran dari pegawai kebun teh dan para tetangga sekitar karena mereka tidak kunjung bisa membangun rumah.
Pemuda pertama akhirnya bertekad untuk segera punya uang agar ia bisa membangun rumah. Ia pun kerja mati-matian, mengejar kerja serabutan dan lainnya. Pemuda kedua juga begitu, ia sangat irit pengeluaran dan mengumpulkan beberapa bahan bangunan setiap bulan. Hal berbeda dilakukan oleh pemuda ketiga, ia tetap dingin menghadapi cacian dan cercaan dari para tetangganya. "Hah, biarkan saja" pemuda ketiga membatin.
Waktu pun berjalan, sudah 3 tahun mereka bekerja di kebun teh. Pemuda pertama dan kedua mulai membangun rumah di tanah yang diberikan oleh Pak Mandor. Sedangkan si pemuda ketiga masih saja dingin menyikapi hal ini.
"Aku akan membangun rumah, walau seadanya. Kupingku sudah tak tahan lagi menedengar ocehan orang-orang disni" ucap pemuda pertama
"Sama, aku pun begitu. Aku akan membangun gubuk sederhana walaupun hanya pakai geribik dan berlantai tanah" ucap pemuda kedua
"Ya sudah, kalau aku belum dulu. Tapi aku akan membantu kalian" ucap pemuda ketiga
Mendengar itu, Pak Mandor pun meyakinkan niat mereka. "Apa kalian sudah yakin, lebih baik uang itu kalian tabung dulu. Lagian saya tidak pernah mempermasalahkan kalian tinggal dirmahku, toh malah jadi ramai kan. Dan kalian pun tidak menggangguku" tutur Pak Mandor
"Tidak Pak, bukan karena Pak Mandor, bukan kareka kita tidak betah juga. Tapi orang-orang disni selalu menganggap kami sebagai benalu karena numpang dirumah Pak Mandor" terang pemuda pertama. "Betul pak" sahut pemuda kedua
Pemuda pertama dan kedua pun memulai membagun rumah. Mereka membuat rumah sederhana dengan tembok geribik bambu dan atap asbes. Mereka pun dibantu oleh masyarakat sekitar. Pemuda ketiga dan juga Pak Mandor juga ikut membantu.
Pembangunan rampung dalam waktu 3 minggu. Pemuda kedua dan ketiga akhirnya mempunyai rumah sendiri. Mereka pun dengan bangga menempati rumah sederhana dari jeri payah mereka. Dengan begitu mereka pun bisa mewujudkan harapan agar tidak lagi dicibir oleh tetangga sekitar.
Namun kenyataannya berbeda. Tetangga sekitar justru mencibir mereka karena rumah mereka hanya berlantai tanah dan dindingnya hanya dari geribik bambu. "Itu apa gak dingin ya kalau malam, kan geribiknya cuma bambu, lantainya juga masih tanah" ucap salah satu tetangga.
Hari demi hari berlalu, cibiran tetap saja terlontar. Bahkan hingga bertahun-tahun setelah mereka punya rumah, mereka tetap mendapat cibiran. Pemuda pertama dan kedua ini pun tetap hidup dalam cibiran. Sementara itu, pemuda ketiga juga mendapat cibiran, namun ia selalu saja dingin menyikapi omongan orang terhadapnya.
"Kurasa mereka akan selalu mencari kekurangan dan kesalahan orang lain" ucap pemuda pertama. "Iya, kemarin aku sudah menyemen lantai, namun mereka kembali mencibirku karena belum dikeramik" sambut pemuda kedua.
Mendengar itu, pemuda ketiga pun mengeluarkan kalimat yang sangat bijak.
"Kita tidak akan bisa membendung cibiran orang, cibiran tidak akan habis selama kita hidup. Ingatlah bahwa banyak orang terlalu pintar menilai orang lain tapi sayang dia terlalu bodoh menilai dirinya sendiri. Maka, janganlah kita hiraukan cibiran mereka"
Posting Komentar untuk "Kisah 3 Pemuda Dicibir Karena Tidak Punya Rumah"