4 Renungan Tentang Kematian yang Sangat Menyentuh
KisahWeb - Sebuah renungan tentang kematian yang islami bisa menyadarkan diri kita tentang sebuah hal yang pasti, yakni kematian. Sebab setiap yang bernyawa pastilah mati, namun tidak semua orang mempersiapkan kematian tersebut.
Ada banyak hal yang membuat manusia lalai dalam mempersiapkan kematian. Muara yang melenakan manusia adalah urusan dunia. Ada yang sibuk mengejar uang, jabatan, wanita, pria, gelar dan sebagainya, kemudian waktu mereka habis untuk pengejaran yang fana itu.
Padahal dunia adalah episode paling singkat dalam hidup kita, namun paling krusial. Kehidupan di dunia adalah masa pengumpulan bekal menuju kekekalan.
Bayangkan saja, kita akan menunggu di padang mahsyar selama puluhan ribu tahun. Setelah itu kita akan menunggu kiamat yang tak tahu kapan datangnya. Kiamat bisa saja ribuan atau ratusan ribu tahun lagi datangnya.
Betapa singkatnya dunia, namun kita justru berleha-leha. Astaghfirullah, mari kita baca renungan tentang kematian ini;
1. Alam Kubur
Saat hidup, manusia-manusia tertidur. Kami tertidur, Anda tertidur, Mereka tertidur dan Kita semua tertidur
Saat Izrail mencabut nyawa, disitulah kita baru terbangun dari tidur panjang
Dan baru tersadarkan
Kemana saja aku saat itu
Betapa sering aku meninggalkan salat
Betapa lalainya aku yang tak pernah berzakat
Betapa gilanya aku dengan hormat
Betapa hausnya aku terhadap dunia
Sampailah pada penyesalan
Tak ada satu pun yang menemani dalam kubur
Istri, anak, teman.... Semuanya pergi meninggalkan
Jabatan, harta tak ada yang terbawa
Tak ada yang kubawa saat menghadap Allah
Makna: Banyak manusia yang lalai semasa hidup, mereka tidak menggunakan waktu untuk beribadah dan berbuat baik. Mereka baru sadar setelah meninggal, mereka tidak memiliki amal cukup saat hari penimbangan amal.
Terinspirasi dari kalimat sabda nabi yakni "Manusia itu sedang tertidur. Ketika mereka mati, barulah mereka terbangun”. Hadits ini mengandung makna mendalam tentang hidup dan mati manusia.
Patut kita renungkan, apakah kita benar tertidur? Jika ya, maka hendaklah kita bangun. Jangan sampai penyesalahan di dunia kekal nanti benar-benar terjadi. Nauzubillahiminzalik.
2. Kematian Pasti Menjemput
Yang pasti menjemput kita adalah kematian
Kematian pasti akan datang
Walaupun kita berada pada benteng yang kokoh, kematian tetap bisa menjemput
Penyebab kematian itu banyak dan waktunya pun kapan saja
Ruh yang hinggap sejenak, kelak akan DICABUT
Siap tidak siap, suka tidak suka kita akan dimakamkan
Kawan, saat masuk kedalam tanah APA YANG AKAN KITA BAWA
Masihkah kita sombong?
Masihkah kita lena
Mata, telinga, mulut dan semua anggota badan akan dimintai pertanggungjawaban
Makna: Yang pasti datang adalah kematian, sekuat apapun manusia, sekaya apapun hartanya, secantik dan rupawan pun wajahnya, manusia akan mati. Nyawanya akan dicabut. Manusia tidak akan bisa menolak takdir kematiannya.
Oleh sebab itu janganlah kita sombong dan lalai dalam hidup. Persiapkan kehidupan di akhirat, sebab semua yang kita lakukan selama hidup di dunia akan dimintai pertanggungjawaban.
3. Tak Dikenal
Aku yang mahsyur di bumi, kini tak dikenal penduduk langit
Jabatan dan banyaknya pengikut di bumi tak membuat penduduk langit hirau
Justru mereka asing denganku
Kutanyakan mengapa?
Apa sebabnya?
Dijawablah oleh mereka
Kami hanya menjemput ahli ibadah
Menjemput orang yang menebar kebaikan
Menjemput orang yang menolong agama Allah
Makna: Terkenal di dunia bukan berarti terkenal di langit. Sebab penduduk langit (malaikat) hanya akan melayani hamba-hamba yang mengerjakan kebaikan.
Kemudian malaikat menempatkan manusia berdasarkan amalnya. Yang baik akan menikmati surga, yang buruk akan dijebloskan ke neraka. Malaikat mengerjakan itu semua atas perintah Allah. Dan ketentuan allah adalah dari hitungan perbuatan manusia itu sendiri.
4. Makanan
Kau beri makan apa anak istrimu
Jika kau beri racun, makan binasalah kalian
Sama halnya dengan memberi makanan haram
Hanya akan memupuk siksaan dalam alam kubur
Makna: Pengingat untuk seorang suami agar mencari nafkah yang halal. Sebab makanan haram hanya akan membinasakan diri setelah mati nanti. Makanan yang masuk kedalam perut akan menjadi bara api yang kelak membakar diri.
Sulitnya memenuhi kebutuhan hidup membuat sebagian orang memegang prinsip "halal haram hantam", padahal ini membawa sang hamba pada hal yang berbahaya. “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram kecuali neraka lebih utama untuknya” (HR. At Tirmidzi)
Sobat, kehidupan ini tidaklah kekal. Besok, lusa atau diwaktu kedepan kita akan meinggalkan dunia. Kita akan berpindah menuju kehidupan abadi di akhirat.
Kematian itu pasti, maka marilah kita mempersiapkan kematian itu. Sebab mati adalah gerbang menuju kehidupan yang sebenarnya. Semoga renungan tentang kematian ini bisa membawa kita untuk selalu sadar diri, bahwa mati pasti terjadi.
Posting Komentar untuk "4 Renungan Tentang Kematian yang Sangat Menyentuh "