Kisah Corona: Orang-orang Melihat Peluang Saat Pandemi, Yuk Petik Pelajaran Besar Ini
KisahWeb - Banyak yang tumbang saat pandemi, namun ada juga yang bisa untung segunung. Mereka melihat banyak peluang yang bisa digarap dimasa pandemi. Banyak yang menuai hasil, namun banyak pula yang hanya jadi penonton.
Tak bisa dielakan jika ancaman terburuk Covid-19 adalah pada bidang ekonomi. Kesehatan yang terancam membuat aktivitas dibatasi, hal itu pun menurunkan perputaran ekonomi. Banyak perusahaan menutup operasional, otomatis karyawan pun dirumahkan. Ada pula yang tetap bekerja dengan gaji hanya separuh.
Bagi pekerja harian non kantor seperti pedagang dan tukang ojek atau buruh lepas, pandemi ibarat neraka. Mereka tak bisa bekerja, tak ada penghasilan yang masuk. Pada puncaknya daya beli pun menurun karena keterbatasan pendapatan. "Mau beli pakai apa, wong dutinya gk ada"
Namun dibalik itu semua ada yang bisa memanfaatkan pandemi, melihat sisi yang bisa diolah. Melihat peluang dari permasalahan besar. Mereka berinovasi agar dapur tetap ngebul dan hidup terus berjalan. Berikut ini adalah deretan peluang bisnis saat pandemi yang digarap oleh perorangan atau perusahaan.
1. Jual Tanaman Hias
Yaps. Pandemi membawa banyak orang untuk berdiam diri dirumah. Bosan pun menghampiri sehingga butuh refresing. Namun berwisata saat pandemi bukanlah hal yang aman. Munculah hobi baru menanam tanaman hias selama pendemi.
Saat itu Kaktus dan juga Aglonema menjadi primadona. Namun bunga lain pun ikut naik daun. Bisis bunga hias banyak dijalankan. Tak hanya bunga saja, ada beberapa komponen lain yang ikut laku seperti pot, pupuk, dan juga aneka bibit pohon buah.
2. Masker Kain
Meski kurang efektif, namun masker kain tetap menjadi buruan masyarakat. Sebab menggunakan masker adalah protokol kesehatan yang wajib. Tidak menggunakan masker akan didenda. Peluang ini banyak diambil oleh para penjahit rumahan. Di pinggir jalan banyak penjual masker dengan harga sangat sangat murah, bahkan 10 ribu dapat 3.
3. Masker Bersertifikat Halal
Yaps. Pangsa pasar muslim yang sedang melambung saat ini adalah produk bersertifikat halal atau berlebel syariah. Sebuah perusahaan asal China mengambil peluang ini. Mereka yang bukan negara mayoritas muslim justru menjadi pencipta masker halal pertama di dunia. Hebat kan. Kok bisa malah mereka ya.
Tangkapan Layar dari Media islam gomuslim
Konsultan dan pemberi sertifikasi halal di Singapura, United World Halal Development (UNWHD), memperkenalkan masker pertama di dunia yang memperoleh sertifikasi halal. Masker dengan merek ‘Al Noora’ tersebut merupakan produk dari Fujian Haitai Intelligent Technology Co Ltd, China. Kok kita kalah ya. Kalah atau memang kita engga kompetitif ?
4. Hand Sanitaizer
Bagi yang dibidang kesehatan, membuat racikan hand sanitaizer adalah hal mudah. Cara membuatnya pun ada di google dan youtube. Oleh sebab itu banyak loh penjual hand sanitaizer, mereka membuat sendiri atau juga membeli dari pemasok resmi. Saat pandemi, hand sanitaizer adalah kebutuhan. Bisa buat sendiri kok.
5. Ikan Cupang
Ikan cupang adalah salah satu mainan yang digemari oleh anak-anak. Dimasa pandemi ikan ini cukup banyak dicari. Banyak pula orang-orang yang banting stir karena melihat peluang ini. Budidaya ikan cupang relatif mudah. Modal kecil untung selangit, begitulah kira-kira. Meski terbilang sederhana, bisnis jenis ini bisa lho buat sampingan. Jangan anggap sepele karena cukup menjanjikan. Coba aja.
6. Jual Sayur
Resiko pergi ke pasar atau tempat penjualan adalah peluang bagi para penjual sayur. Makanan adalah bahan pokok yang terus dibutuhkan. Banyak tukang sayur dadakan saat pandemi. Biasanya mereka menggunakan sistem Pre order dan juga pesan via online. Pesan aja dulu, nanti kuantar sayur segar.
7. Event Online
Selama pandemi sangat banyak acara yang diselenggarakan secara online. Banyak EO dan lembaga yang meraup untung dari ini. Aplikasi UMMA misalnya, mereka meluncurkan U Clas pada masa pandemi. Banyak pula pelatihan online berbayar yang diselenggarakan dimasa pandemi. Lebih besar lagi adalah bisnis belajar online Ruang Guru. Mereka mendapat proyek dari pemerintah melalui program pra kerja. Yuk buat pelatihan online, bisa juga kolaborasi dengan Q Media loh. Caranya klik disini ya.
8. Suplemen dan Herbal
Ancaman virus corona bisa diperkecil apabila imunitas kita tinggi. Untuk menjaga imunitas atau daya tahan tubuh kita bisa mengonsumsi suplemen atau herbal. Bahan-bahan herbal pun menjadi laku keras. Pada awal masa pandemi jahe, jambu merah dan juga madu menjadi barang buruan.
Pelajaran besar dari peluang bisnis ditengah pandemi adalah kemampuan analisis dan survival itu sangat diperlukan saat ada tekanan dan musibah. Kita kudu pandai menyikapi masalah. Kudu berani menghadapi resiko untuk kemudian menggarap peluang.
Dari beberapa peluang tersebut, kita juga bisa berkaca pada kasus masker halal. Ya, China adalah negara yang pandai dalam berbisnis. Bahkan mereka gercep menangkap pangsa pasar halal. Masker halal pertama di dunia mereka ciptakan. Kenapa kita malah tidak menangkap itu. Padahal, ngakunya kita adalah negara dengan penduduk muslim terbesar.
Sobat, menurut data dikatakan bahwa pangsa pasar halal dan syariah cukup besar. Namun negara kita belum mampu berbicara banyak dalam hal ini. Halal food dan halal travel justru digarap Jepang, Korea Selatan dan Thailand yang notabene bukan mayoritas islam lho. Padahal kita lebih punya potensi besar dibidang itu. Kenapa kita loyo ?
Dari pandemi, kita juga bisa mengintip peluang besar. Obat herbal atau bahan herbal. Negara kita amat subur bagi tumbuhan herbal. Tak susah menemukan bahan herbal. Banyak petani yang menenam, bahkan kadang ada di pekarangan rumah. Selain obat, bahan herbal bisa digunakan untuk campuran panganan sebagai penambah nilai plus dari makanan tersebut. Silahkan dicoba ya. Salam
Catatan: Artikel ini dibuat untuk memberikan gambaran betapa besar dan banyak peluang bisnis di sekitar kita. Seharusnya negara ini lebih kaya dari saat ini jika bangsa nya produktif.
Posting Komentar untuk "Kisah Corona: Orang-orang Melihat Peluang Saat Pandemi, Yuk Petik Pelajaran Besar Ini"